Selasa, 14 Mei 2013

Para Kekasih Allah



Nama   : Imam Akmal Fahmi
Prodi   : Kesejahteraan Sosial 2A
NIM    : 1112054100005
Mata Kuliah    : Rethorika

PARA KEKASIH ALLAH

Hadirin teman teman yang dirakhmati Allah SWT, setiap dari kita didalam klehidupan ini selalu ingin dicintai oleh Allah SWT, dan tidak ada seorangpun dari kita yang ingin dimurkai oleh Allah SWT, jangankan sampai dimurkai Allah dibenci para kawan saja hati ini sudah tidak karuan rasanya, tapi bagaimanapun jika teman yang membenci kita kita masaih bisa menghindarinya, kita masih bisa menjauhinya tapi bagaimana jika Allah yang marah terhadap kita bisakah kita lari bisakah kita bersembunyi?? Langit tempat kita menjunjung, bumi tempat kita berpijak hanyalah ciptaan alaah dan pastinya tidak akan mampu untuk menyempunyikan amarahnya kepada kita.

Senin, 06 Mei 2013

Membina Mental Sebelum Berpidato


Bagaimana Menata Perasaan Dalam Berpidato ?
1.      Jika kita merasa bahwa pidato merupakan pekerjaan yang sulit kita lakukan dan membuat kita tidak berdaya, awali dengan perasaan :
a.       Lupakan saja bahwa kita akan pidato
b.      Pikirkan saja seakan-akan :
·   Kita meyakininya
·   Kita mengetahuinya
·   Kita memperdulikannya, dan
·   Kita memperhatikan semua hal

Pola Perubahan Sosial




1.      Pola Perubahan Sosial
1.1. Pola Linear
Etzioni-Halevy dan Etzioni (1973:3-8) mengemukakan bahwa pemikiran para tokoh sosiologi klasik mengenai perubahan social dapat digolongkan ke dalam beberapa pola. Pola pertama adalah pola liner; menurut pemikiran ini perkembangan masyarakat mengikuti suatu pola yang pasti. Contoh yang diberikan Etzioni-Halevy  dan Etzioni mengenai pemikiran linear ini ilah karya Comte dan Spencer.
Menurut comte kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Dalam teorinya ini dikenal dengan nama “Hukum Tiga Tahap” Comte mengemukakkan bahwa sejarah memperlihatkan adanya tiga tahap yang dilalui peradaan. Pada taha[ pertama tahap Teologis dan Militer, Comte mellihat bahwa semua hubungan socialbersifat militer; masyarakat senantiasa bertujuan menundukan masyarakat lain. Semua konsepsi teoretik dilandasi pada pemikiran mengenai kekuatan-kekuatan adikodrati. Pengamatan dituntun oleh imajinasi; penelitian tidak dibenarkan.