Rabu, 24 Oktober 2012

Metode Metode Dakwah



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat serta karunianya kami selaku penyusun dapat mengelesaikan makalah ini sampai waktu yang telah di tentukan .
Adapun tulisan yang di  kemas dalam makalah ini dengan judul yaitu :      Metode Metode dan Pendekatan Pendekatan Dakwah “ merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ulumul Quran untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . adapun tugas ini di berikan sebagai upaya pembelajaran , pembinaan ,bimbingan serta pelatihan dalam pelakasanaan keefektipan perkuliahan dan dalam upaya peningkatan wawasan mahasiswa sebagai pelaku pendidikan .
Dalam penulisan makalah ini kami selaku penyusun menyadari betul bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna . Oleh karena keterbatasan waktu yang diberikan kepada kami , kami selaku penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna menyempurnakan makalah kami.
Terima kasih kepada seluruh pihat yang telah membatu pembuatan makalah ini khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah serta rekan rekan mahasiswa yang telah memberi kami dukungan berupa bimbingan dan petunjuk serta saran saran yang sangat membangun. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanpaat bagi kita semua baik dari pihak penyusun maupun para pembaca yang budiman dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia pendidikan.

Jakarta, 25 September 2012


Tim Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dakwah adalah salah satu kewajiban atau keharusan setiap umat manusia dalam rangka mengembang serta memajukan agama islam  sebagaimana yang telah di contohkan Nabi besar kita Nabi muhammad SAW. Dalam aktivitasnya dakwah juga merupakan salah satu kegiatan alternatif yang dapat dilakukan manusia yang diharapkan dapat membawa pengaruh besar terhadap kemajuan agama islam itu sendiri . sebaliknya apabila kita enggan atau tidak memiliki semangat  dalam berdakwah maka akan berakibat fatal yaitu islam tidak dapat berkembang sebagaimana yang telah kita rencanakan bahkan tidak jarang akan memundurkan agama islam itu sendiri . oleh karena itu kita sebagai pemeluk agama islam seutuhnya sangat diharapkan dapat meletakan kewajiban dakwah diatas pundak setiap pemeluknya.
Kita sebagai salah satu bagian dari kaum mukmin diharapkan dapat mengambil bagian dalam perancangan serta pelaksanaan dakwah itu sendiri, yakni dengan cara mengajak sesama manusia agar dapat kembali kejalan yang benar , jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT agar kita mendapat kebahagiyaan dunia maupun akhirat.
Dakwah juga bertujuan untuk memancing, mengharapkan, dan menggali potensi manusia agar memiliki makna di hadapan Tuhan. Disini menjelaskan bahwa fungsi dakwah secara umun dan keseluruhan adalah tugas seluruh umat secara umum bukan hanya kelompok tertentu[1].

Rumusan Masalah
  1. Apa itu Ilmu Dakwah
  2. Mengapa kita perlu mempelajari Ilmu Dakwah


Tujuan  Penulisan
  1. Penelitian ini diharapkan memudahkan para pembaca untuk memahami apa itu Ilmu Dakwah





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “ meta ” yang berarti melalui dan “ hodos ” yang berarti jalan atau cara[2]. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui guna mencapai suatu tujuan, dari sumber lain menyebutkan bahwa metode dakwah berasal dari bahasa Jerman methodica yang berarti ajaran tentang metode dan dalm bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos yang berarti jalan,lalu dalam bahasa Arab disebut thariq[3]. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa metode dakwah adalah cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran suatu maksud tertentu.

B.     Jenis-jenis Metode Dakwah
Sudah di jelaskan dalam al-Quran surat an-Nahl ayat 125
ادع إلي سبيل ر بك بالحكمة و المو عظة الحسنة و جا دلهم با لتي هي ا حسن إن ربك هوأ علم بمن ضلعن سبيله وهو أعلم با لمهتد ين ( النمل :125  )     
Dari surat tersebut dapat diambil kesimmpulan bahwa metode dakwah itu mencangkup tiga bagian yaitu :

1.      Al – Hikmah   (  الحكمة )
             hikmah dalam al-quran disebutkan sebanyak 20 kali , bentuk masdarnya adalah hukman yang memiliki makna aslinya adalah mencegah. Dari kata ini dapat dikaitkan bahwa dakwah menghindari dari hal hal yang kurang relevan dalam pelaksanaan tugas dakwah.
Al hikmah dapat diartikan juga sebagai al’adl ( keadilan ), al- haq ( kebenaran ),  al- hilm        ( ketabahan ), al ‘ilim (pengetahuan) dan al nubuwwah (kenabian). Alhikmah juga diartikan sebagai pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat, hingga menjadi sempurna.
            Menurut Ibnu Qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah seperti yang dikatakan Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengalaman, ketepatan dalam perkataan dan pengalamannya. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami al- Quran, dan mendalami Syariat-syariat islam serta hakikat iman.[4]  

2.      Al - Mau’idza Al – Hasanah
            Terminologi mau’izhah hasanah dalam perspektif dakwah sangat populer, istilah mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-wa’dzan-‘idzatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sedangkan hasanah adalah kejelekan.
            Mau’izhah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran serta pesan-pesan positif yang dapat dijafikan pedoman dalam kehidupan akhirat. Adapaun klasifikasi dari mau’izhah hasanah adalah:
a.       Petuah atau nasihat.
b.      Bimbingan, pengajaran (pendidikan).
c.       Kisah-kisah
d.      Kabar gembira dan peringatan
e.       Pesan-pesan positif

Jadi kalau ditelusuri lebih lanjut kata mau’izhah hasanah akan mengandung arti yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan penuh kelembutan.

3.      Al- Mujadalah Bi - al - Lati Hiya Ahsan     (   اثن  هى   لت ب  الجدلة  )
Dari segi Etimologi atau Bahasa mujadalah diambil dari kata jadala yang berarti memintal atau melilit . apabila di tambah ا  pada hurup  ج  yang mengikuti wazan faa ala jaa dala ” dapat bermakna berdebat dan mujaadalah yang berarti perdebatan.
C.    Sumber Sumber Metode dakwah
1.      Al- Qur’an
            Al- quran sebagai kitab suci yang di gunakan umat islam sebagai pedoman hidup atau sebagai dasar setiap tingkah laku kita haru sesuai dengan al – quran . di dalam al-quran banyak sekali ayat ayat yang membahas tentang dakwah . di antara ayat ayatnya adalah ada yang berhubungan dengan kisah p nabi serta para rassul dalam menghadapi umatnya guna untuk melancarkan dakwah dakwahnya.[5]
2.      Sunah Rasul
3.      Sejarah Hidup para Nabi
4.      Pengalaman

D.    Pendekatan Dakwah
            Fungsi dari Pendekatan dakwah itu sendiri adalah untuk mengajak orang lain untuk kembali ke jalan yang benar guna memperoleh ridho allah SWT.Adapun jenis atau macam macam pendekatan [6]yang di contohkan oleh rasullah  itu sendiri adalah :
1.      Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan cara individual yaitu antara da’i dan ma’u langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima dan biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh mad’u akan langsung diketahui. Pendekatan dakwah seperti ini pernah dilakukan pada zaman Rasulullah ketika berdakwah secara rahasia. Meskipun demikian tidak menutup kemungkian di zaman era modern ini, pendekatan personal juga masih dilakukan karena mad’u terdiri dari berbagai karakteristik.
2.      Pendekatan Pendidikan
Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan sahabat.
Begitu juga pada saat ini, kita bisa melihat pendekatan pendidikan diterapkan dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan Islam ataupun perguruan tinggi/universitas yang di dalamnya terdapat materi-materi keislaman.

3.      Pendekatan Diskusi
Pendekatan diskusi pada zaman sekarang sering dilakukan lewat berbagai diskusi keagamaan, da’i berperan sebagai nara sumber, sedangkan mad’u berperan sebagai audience. Tujuan dari diskusi ini adalah membahas dan menemukan solusi semua permasalahan yang berkaitan dengan dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya.
4.      Pendekatan Penawaran
Merupakan salah satu falsafat pendekatan penawaran yang dillakukan oleh Nabi untuk beriman kepada allah SWT tanpa mengekutukannya dengan yang lain . cara ini di lakukan oleh nabi dengan memakai metode yang tepat dan tanpa ada paksaan  sehingga mad’u ketika meresponinya tidak dalam keadaan terpakasa maupun tertekan  .     
5.      Pendekatan Misi
Pendekatan misi adalah pengiriman para tenaga da’i ke daerah daerah domisili



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Dakwah adalah salah satu kewajiban atau keharusan setiap umat manusia dalam rangka mengembang serta memajukan agama islam  sebagaimana yang telah di contohkan Nabi besar kita Nabi muhammad SAW. Dalam aktivitasnya adalah:
a.       Petuah atau nasihat.
dakwah juga merupakan salah satu kegiatan alternatif yang dapat dilakukan manusia yang diharapkan dapat membawa pengaruh besar terhadap kemajuan agama islam itu sendiri.

Metode dakwah itu mencangkup tiga bagian yaitu :
1.      Al – Hikmah   (  الحكمة )
2.      Al - Mau’idza Al – Hasanah
Adapaun klasifikasi dari mau’izhah hasanah Bimbingan, pengajaran (pendidikan).
b.      Kisah-kisah
c.       Kabar gembira dan peringatan
d.      Pesan-pesan positif
3.      Al- Mujadalah Bi - al - Lati Hiya Ahsan     (   اثن  هى   لت ب  الجدلة  )



DAPTAR PUSTAKA

Syafi’i Ma’rif,Ahm.1999. Upaya Membingkai Peradaban,Jakarta: Pustaka  Dinamika.
Arifin,Muhamad.1991.  Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Drs. H. Hasanuddin.1996, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Munir,Muhammad.2006,Metologi Dakwah,  Jakarta : kencana .
Muriah , Siti.2000, Metodelogi Dakwah Kotempoter ,yogyakarta : Mitra Pustaka.




[1] Ahm. Syafi’i Ma’rif, Islam dan Politik: Upaya Membingkai Peradaban,Jakarta: Pustaka Dinamika, 1999 h. 15
[2] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet.I.h. 61.
[3] Drs. H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet Ke-1. h. 35.
[4] Ibnu Qoyyim,  At Tafsirul Qoyyim, h. 226
[5] M.Munir,Metologi Dakwah,  Jakarta: kencana , 2006, Cet.II.h.19
[6] Siti muriah ,Metodelogi Dakwah Kotempoter ,yogyakarta : Mitra Pustaka,2000,Cet.I.h.55

0 komentar:

Posting Komentar